Sabtu, 10 Januari 2009

Analisis Kebijakan Insentif Fiskal dan Non Fiskal Terhadap Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu di Kawasan Timur Indonesia

Analisis Kebijakan Insentif Fiskal dan Non Fiskal Terhadap
Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu di Kawasan Timur Indonesia

Oleh: tisman



Rekomendasi
Kunci keberhasilan pembangunan di KTI tidak hanya tergantung dengan insentif fiskal, akan tetapi juga tergantung dari peranan pemerintah daerah setempat dalam memberikan insentif non fiskal, yaitu: penyediaan SDM yang berkualitas, lokasi usaha/industri yang strategis, infrastruktur yang memadai, jaminan keamanan berusaha dan memiliki pusat promosi sesuai dengan standar yang dibutuhkan investor dan dunia luar.
Perlu dilakukan studi atau kajian lanjutan untuk mengetahui dampak pemberian insentif fiskal yang selama ini telah diberikan kepada KAPET KTI dan tentang KTI berdasarkan kebutuhan serta potensi ekonomi daerah masing-masing. Sehingga, pemerintah melalui Departemen Keuangan dalam memberikan insentif fiskal kepada KAPET benar-benar sesuai dengan tujuan pembentukan KAPET dan dalam rangka percepatan pembangunan KTI.

Permasalahan
Beberapa permasalahan pokok yang menjadi fokus policy paper ini yaitu: (i) Insentif fiskal apa saja yang perlu diberikan kepada KTI agar mencapai pertumbuhan ekonomi seperti yang diharapkan? (ii) Insentif non fiskal apa saja yang perlu diberikan agar dapat menjamin perkembangan investasi di KTI?, dan (iii) Apakah insentif fiskal lebih penting dibandingkan insentif non fiskal atau harus dilakukan bersamaan?

Tujuan
Tujuan dari penulisan paper ini adalah: (i) mengidentifikasi insentif fiskal apa saja yang perlu diberikan kepada KTI agar mencapai pertumbuhan ekonomi seperti yang diharapkan (ii) mengidentifikasi Insentif non fiskal apa saja yang perlu diberikan agar dapat menjamin perkembangan investasi di KTI, dan (iii) menentukan insentif fiskal lebih penting dibandingkan insentif non fiskal atau harus dilakukan bersamaan

Metodologi
Secara umum, beberapa hal yang menjadi pertimbangan bagi suatu perusahaan terutama investor asing yang akan membangun pabriknya di luar negeri adalah sebagai berikut: (1) Biaya produksi yang lebih murah (competitive);, (2) Ekspansi produk ke pasar internasional dan lokal dalam mencapai skala ekonomi terpenuhi, (3) Hambatan tariff and trade, (4) Kebijaksanaan pemerintah berkaitan dengan investasi (investment procedures), (5) High Foreign Indebtedness, (6) Unstable Government/Country risk, (7) Foreign Exchange Problem, (8) Corruption, (9) Technological piranting, dan (10) Security.

Temuan
Peranan pemerintah daerah sebagai kebijakan insentif non fiskal dalam menggerakkan ekonomi daerah masing-masing adalah sangat penting. Sekali lagi, unsur politis agar dihindarkan untuk menjawab permasalahan-permasalahan tersebut. Pemerintah daerah dan KAPET harus mempromosikan kepada investor beberapa keunggulan-keunggulan selain komoditi sebagai daya tarik investasi.
Faktor lokasi akan berdampak terhadap keputusan investor yang akan menanamkan modalnya. Lokasi yang strategis, misalnya dekat dengan pelabuhan, kota besar (ibukota propinsi) atau ibukota negara akan memiliki poin yang berbeda dengan daerah yang terpencil. Faktor lokasi ini akan menjadikan Kabupaten/Kota sebagai suatu kelebihan yang ditawarkan kepada pengusaha baik domestik maupun asing yang memandang Kabupaten/Kota sebagai basis awal dalam pengembangan perusahannya. Dengan kemudahan yang diperoleh investor untuk mencapai Kabupaten/Kota, maupun kedekatan dengan pelabuhan internasional, maka diharapkan akan menjadi limpahan kunjungan usaha. Saat ini, Kabupaten/Kota yang memiliki lokasi strategis di KTI adalah pelabuhan samudera Bitung, Sulawesi Utara yang dapat dikembangkan sebagai pelabuhan internasional.
Untuk mendukung berkembangnya industri, infrastruktur yang merupakan salah satu daya tarik untuk menarik investasi. Infrastruktur ini antara lain meliputi panjang jalan raya (atau sarana perhubungan lainnya), ketersediaan listrik, telepon, dan air bersih yang pada gilirannya dapat menunjang kelancaran proses produksi dan pemasaran produk di sekitar wilayah dan di luar KTI. Sektor perhubungan mempunyai peranan penting dalam menunjang keberhasilan sektor-sektor lainnya, terutama dalam memperlancar lalu lintas barang dan jasa (sektor perdagangan regional), termasuk dalam rangka menopang pemasaran obyek-obyek wisata daerah. Sarana dan prasarana terdiri dari kondisi panjang jalan raya, jembatan, jaringan transportasi dan telekomunikasi.
Pembangunan daerah di KTI dan KAPET adalah pembangunan masyarakat seutuhnya dan seluruhnya yang dilaksanakan di seluruh wilayah KTI untuk semua lapisan masyarakat serta dapat dirasakan oleh semua lapisan masyarakat sebagai perwujudan perbaikan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu pokok-pokok kebijaksanaan pembangunan daerah diarahkan pada pengembangan SDM, dan memperdayakan ekonomi rakyat, sehingga dapat mengaktualisasikan potensi sumber daya daerah secara berkelanjutan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Salah satu aspek yang terpenting dalam mendorong terciptanya iklim invetasi yang kondusif adalah keamanan yang terkendali. Pada saat ini konflik yang bernuansa SARA cenderung terjadi dibeberapa daerah di KTI, kondisi semacam ini jelas akan mengurangi dan menghentikan minat investor untuk menanamkan modalnya dan pada gilirannya daerah tersebut mengalami kemandekan ekonomi dan penduduk setempat akan menjadi miskin akibat terhentinya aktivitas ekonomi. Dengan berlakunya UU otonomi daerah, diharapkan Pemda dan DPRD masing-masing daerah di KTI dapat memberikan rasa aman dan iklim yang kondusif untuk berinvestasi didaerah tersebut dan mengikutsertakan partisipasi keseluruhan elemen-elemen baik sosial maupun ekonomi yang berada di daerah tersebut.
Langkah selanjutnya yang dapat dilakukan oleh pemerintah daerah dalam rangka memperkenalkan potensi yang dimilikinya kepada para calon investor adalah dengan mendirikan Pusat Promosi. Pusat promosi inilah yang nantinya akan melakukan kegiatan misi promosi. Melalui kegiatan promosi dapat diinformasikan kepada dunia usaha internasional bahwa daerah di KTI adalah tempat berinvestasi yang baik. Melalui misi promosi ini, pihak-pihak dunia internasional akan mendapatkan informasi secara langsung, sehingga issue-issue negatif yang muncul dapat diredam secara perlahan. Dalam rangka mempromosikan Kabupaten/Kota kepada dunia usaha, Pusat Informasi dapat menerbitkan berbagai buku tentang informasi seperti misalnya "Kabupaten/Kota Report" yang menginformasikan kepada investor baik domestik maupun asing di KTI tentang perkembangan dunia usaha terakhir, khususnya investasi di daerah KTI.
Strategi pemasaran keluar (eksternal) dapat diarahkan pada proses menciptakan citra baik (image building) dan penciptaan peluang usaha. Agar tidak ketinggalan dengan negara atau daerah lain, masing-masing daerah nantinya perlu melakukan kegiatan promosi aktif baik ke dalam maupun ke luar negeri. Melalui kegiatan promosi investasi ini, dapat diinformasikan kepada dunia usaha internasional bahwa KTI adalah tempat berinvestasi yang baik. Kegiatan promosi luar negeri juga dapat dilakukan dengan menyediakan media informasi lainnya seperti brosur-brosur dalam berbagai bahasa (Investment Guidelines, Investment Opportunity), display/panel, seminar, diskusi tentang perkembangan pembangunan daerah KTI terbaru atau dapat pula dilakukan dengan membuka web site di internet yang menyediakan berbagai informasi tentang KTI.
Salah satu Kabupaten yang baru dibentuk dari hasil pemekaran Kabupaten Kutai di Kalimantan Timur yaitu Kabupaten Kutai Timur sudah mempersiapkan grand strategy pembangunan melalui gerakan daerah pembangunan agribisnis (Gerdabangagri) adalah suatu program yang mewujudkan Kutai Timur menjadi Pusat Agribisnis dan Agroindustri pada tahun 2010, yang memiliki daya saing serta mampu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat secara kesinambungan. Meskipun Kutai Timur didominasi sektor minyak dan gas bumi serta batubara. Pemda Kutai Timur mengisyaratkan bahwa SDA tersebut pada saatnya akan habis dan tidak terbaharukan, sehingga ketergantungan SDA tidak menguntungkan bagi pemerintah dan masyarakat. Oleh karena itu, dengan memiliki 1,3 juta ha lahan potensial yang cocok dan siap untuk dikembangkan (kelapa sawit, karet, lada, coklat, kopi, nenas, kenaf dan kelapa) serta wilayah perairan pantai sepanjang 152 km dan 1/3 dari 12 mil dari garis pantai kearah laut dengan kandungan ikan yang cukup besar yang dapat dikembangkan menjadi industri agribisnis perikanan, maka Pemda Kutai Timur telah mengundang investor asing dan domestik untuk menanamkan modalnya pada Agrobisnis dan Agroindustri. Kepedulian terhadap pelestarian SDA, dan pengembangan SDM menjadi modal dasar bagi kelangsungan pembangunan agribisnis saat ini menjadi perhatian besar bagi Pemda setempat.
Hal yang lebih menarik lagi, Pemda Kalimantan Selatan telah melakukan kesepakatan investasi/Memorandum of Understanding (MoU) dengan investor asing yang bermitra dengan investor domestik senilai Rp33 trilyun. Investasi tersebut antara lain: pembangunan pabrik semen, pembangunan kertas dan pulp, penambangan batu bara di bawah tanah, agrobisnis dan agroindustri. Kesepakatan ini diharapkan dapat terealisasi jika kondisi politik nasional sudah kondusif untuk iklim investasi, sehingga investor tidak menunda atau membatalkan rencana investasi tersebut. Disamping itu, Pemda Kalsel telah memprioritaskan pembangunan prasarana dan sarana transportasi untuk mempermudah akses produksi dan pemasaran produk yang akan dihasilkan ke wilayah sekitar, dalam negeri dan luar negeri.
Dalam rangka peningkatan pertambahan wisatawan asing dan lokal di Kabupaten Buton, Propinsi Sulawesi Tenggara terutama di Pulau Tomia, Investor asing telah menanamkan modalnya dengan membangun resor wisata untuk olahraga selam (wisata bahari) di kawasan Taman Nasional Wakatobi. Di samping itu, untuk mempermudah akses transportasi wisatawan asing dan lokal menuju pulau tersebut. Investor asing (Swiss) telah membangun lapangan terbang untuk jenis pesawat Fokker 28. Dengan semakin mudahnya transportasi dari ibukota propinsi ke pulau tersebut akan menambah jumlah wisatawan asing dan lokal dan pada gilirannya akan menambah PAD Buton serta menciptakan multiplier effect di wilayah sekitar seperti penciptaan lapangan kerja dan usaha kecil menengah. Hal yang menarik adalah tingginya partisipasi masyarakat Tomia terhadap sektor pariwisata yang dicanangkan Pemda Buton dengan menghibahkan tanah mereka untuk pembangunan lapangan terbang tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar