Pemanfaatan Sektor Pertanian untuk Kesejahteraan Masyarakat
Sasaran akhir yang ingin dicapai dalam pembangunan pertanian nasional adalah bagaimana memberikan kehidupan yang lebih baik (kesejahteraan) kepada petani dan keluarganya. Ada 4 faktor penting yang perlu diketahui sebagai landasan untuk meningkatkan taraf kehidupan/kesejahteraan petani, yaitu :
(1) Produktivitas tinggi. Diperoleh melalui kegiatan pemeliharaan, pemupukan, pengendalian hama penyakit dan kegiatan teknis budidaya lainnya.
(2) Kualitas produksi baik. Diperoleh melalui cara panen yang baik, pengelolaan hasil panen dan sistem transportasi.
(3) Usaha pendapatan tambahan dan diversifikasi. Disamping usaha pokok komoditas perkebunan, pengembangan farming sistem dilakukan melalui usaha pertanian pangan, palawija, peternakan, perikanan dan lain-lain.
(4) Kemitraan (usaha patungan). Petani melalui organisasinya bekerjasama dengan mitra usaha untuk mendapatkan sumber pembiayaan dalam meningkatkan pendapatan, membangun pabrik (usaha patungan) dan bekerjasama dalam pemasaran.
Untuk mempersiapkan ke-empat faktor di atas, petani perlu mempersiapkan hal sebagai berikut :
(1) Sumber daya manusia profesional. Mereka harus meningkatkan pengetahuan, keahlian dan perilaku (moral), sehingga dapat menjalankan aktivitas mereka, baik dalam kegiatan produksi, pengolahan dan pemasaran.
(2) Hubungan harmonis, kompak dan kebersamaan. Hubungan ini harus dimotivasi dan difasilitasi, sehingga hubungan yang harmonis dan kompak diantara petani menjadi pendorong dan menumbuhkan semangat dalam melaksanakan segala aktivitas mereka.
(3) Kelembagaan kuat dan berfungsi. Kelembagaan yang dibangun atas dasar sumber daya manusia yang profesional dan kebersamaan (baik fisik maupun mental) yang difasilitasi dari bawah ke atas (bottom up) akan lebih kuat dan bermanfaat dalam melayani kebutuhan anggotanya. Untuk menumbuhkan kepercayaan anggota terhadap kelembagaannya, perlu difasilitasi agar petani melalui kelembagaannya memiliki sistem keuangan transparan. Kelembagaan petani yang dibangun oleh individu petani melalui kelompok produktif secara bertahap sesuai dengan kebutuhan dan perkembangannya dibentuklah gabungan kelompok sebagai embrio penumbuhan dan pengembangan koperasi.
Sabtu, 10 Januari 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar