I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di Indonesia dapat dijumpai berbagai masakan dan hidangan khas daerah, atau dikenal sebagai hidangan trdisional. Dengan tersedianya berbagai hidangan daerah tersebut memungkinkan masyarakat memilih sendiri makanannya sesuai dengan selera, cita rasa dan keyakinannya.
Hidangan tradisional Indonesia, bila dikonsumsi dalam jumlah dan cara pedoman umum gizi seimbang (PUGS), akan menghasilkan keadaan gizi yang sehat. Keadaan gizi sehari-hari yang sehat akan meningkatkan pekembanagn intelektulitasdan produktivitas seseorang secara optimal. Oleh karena itu, menerapkan PUGS dalam hidangan sehari-hari dapat mencegah terjadinya keadaan gizi kurang atau gizi lebih, termasuk upaya menghindari penyakit-penyakit yang akrab menyertai.
Baru-baru ini kita dikagetkan berita di berbagai media akan pemakaian bahan-bahan kimia berbahaya pada sejumlah makanan yang beredar bebas di pasaran. Hal ini mungkin saja membuat beberapa di antara kita kalang kabut, terutama kaum ibu, karena bahan makanan yang tercemar adalah yang rutin dikonsumsi keluarga sehari-hari.
Mengingat masih lemahnya tindakan tegas berupa sanksi hukum ataupun penutupan izin usaha dari badan yang berwenang kepada pihak produsen yang 'nakal' tersebut, maka tidak ada salahnya bagi kita untuk membekali diri dengan pengetahuan akan bahan-bahan berbahaya tersebut. Suka atau tidak suka, pengawasan yang longgar terhadap produsen, memberi jalan yang lapang bagi racun-racun kadar rendah itu memasuki rumah kita dan secara perlahan merusak organ tubuh, menimbulkan penyakit, bahkan mendatangkan kematian.
B. Tujuan Kegiatan
1. Memberikan tambahan informasi kepada konsumen menegenai bahan tambahan pada makanan yang berbahaya bagi ksehatan.
2. Membantu dan memberikan solusi untuk menghindari bahan tambahan pada makanan yang berbahaya bagi kesehatan manusia.
C. Manfaat Kegiatan
1. Meningkatkan pengetahuan bagi konsumen untuk menghindari bahan tamabahan yang bisa membahayakan bagi keseh.atan manusia
2. agar konsumen bisa membedakan makanan yang mengandung bahan tambahan yang bisa membahayakan ksehatan.
3. Agar konsumen bisa tidak mengkonsumsi makanan semabarangan.
II. LANDASAN TEORI
Penggunaan bahan kimia sebagai bahan tambahan pada makanan (food additive) saat ini sering ditemui dalam berbagai makanan dan minuman. Bahan tambahan ini dapat digunakansebagai pengawet, pemberi aroma dan pewarna. Di samping itujuga bertujuan untuk meningkatkan penampilan makanan olahan.
Dewasa ini sejumlah zat kimia banyak disalahgunakan pemakaiannya oleh para produsen makanan, dengan tujuan untuk mem-meperoleh keuntungan sebesar-besarnya tanpa mempedulikan akibat yang dapat ditimbulkannya Boraks atau natrium tetraboraks (Na2 B4 O7 10H 2 O) adalah salah satu bahan kimia yang sering di salahgunakan pemakaian-nya oleh masyarakat. Penggunaan boraks inidimaksudkan untuk mendapatkan efek renyah, kenyal, padat dan tahan lama terutama Boraks dapat terakumulasi dalam tubuh dan gejala keracunan boraks ini ditandai dengan rasa mual, pusing, kejang perut dan pada dosis besar dapatmenyebabkan pingsan dan kematian
Dalam kesempatan ini, kita akan 'berkenalan' dengan bahan yang paling populer dari bahan-bahan kimia berbahaya lainnya. Cermati mulai dari sekarang dan setidaknya kita mulai memiliki indera tajam untuk bisa mengenali produk atau makanan berbahaya di sekitar kita.
1. Borak
Boraks adalah bahan solder, bahan pembersih, pengawet kayu, antiseptik kayu, dan pembasmi serangga (seperti kecoa). Istilah lainnya adalah natrium biborat, natrium piroborat, atau natrium tetraborat. Berwarna putih dan sedikit larut dalam air.
Bila terus dikonsumsi dalam waktu lama, boraks dapat mengakibatkan gangguan pada otak, hati, lemak, dan ginjal. Dalam jumlah banyak, boraks menyebabkan demam, anuria (tidakterbentuknya urin), koma, merangsang sistem saraf pusat, menimbulkan depresi, apatis, sianosis, tekanan darah turun, kerusakan ginjal, pingsan, bahkan kematian.Ciri produk pangan yang mengandung boraks:
Ø Bakso lebih kenyal, bila digigit akan kembali ke bentuk semula, tahan lama, warna lebih putih, bau terasa tidak alami, bila dilemparkan ke lantai akan memantul seperti bola bekel.
Ø Gula merah sangat keras dan susah dibelah, terlihat butiran-butiran mengkilap di bagian dalam
III. METODOLOGI
A. Waktu Dan Tempat
Kegiatan pengujian bahan tambahan pada makanan (Borak) dilaksanakan pada:
1. Hari/Tanggal :Senin 22 Desember 2008
2. Tempat :Di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian (PHP) Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Magelang Di Yogyakarta .
B. Alat Dan Bahan
1. Alat
· Waterbath
· Kompor/pemanas
· Cawan porselen diameter 10 cm
· Penghalus/blender,mortal dan stamper
· Pipet volume 10 ml
· Tabung reaksi dan rak tabung
· Corong, kertas saring
· Sendok sungu, spatel
· Pengaduk kaca
2. Bahan
· Mie Telur Basah
· HCL 10 %
· Ammonia
· Kertas lakmus
· H2 SO4 pekat
· Methanol
C. Cara Kerja
1. Mie kurang lebih 20 gram masukan kedalm cawan porselin
2. Tambah laruta jernih Ca (OH)2 atau air kapur sampai basa.
3. Isatkan diatas waterbath
4. Panaskan diatas kompor
5. Pijarkan sampai menjadi abu, abu tidak perlu putih,kemudian dikerjakan sebagai berikut:
a) – Sebagian abu masukan dalam tabung reaksi
- Ditambah HCL 10 % sampai asam
- Saring dengan kertas saring
- celupkan kertas curcuma kedalam air saringan,kertas curcuma menjadi merah
- Ditambah ammonia menjadi hijau, biru tua maka dinyatakan adanya asam borat/borak.
b) – Sebagian abu ditambah 5 ml H2 SO4 pekat sampai asam
- Aduk sampai homogen dan larutkan menjadi asam
- Tambah 10 metanol
- Nyalakan
- Timbul nyala api berwarna hijau, dinyatakan asam borat/borak positif.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada percobaan ini sampel-sampel yang diperiksa dikelompokan atas mie telur kering, mie hun dan mie basah. Pengelompokan ini sesuia dengan pengamatan dilapangan bahwa makanan jenis mie umumnya masuk dalam kelompok tersebut.
Pada mie basah,ditemikan borak yang sangat tinggi. Dari hasil penelitian dapat dilihat pada table berikut:
no Nomor sampel Keterangan
1 I (mie basah bakso permata) Positif Mengandung borak sangat tinggi
2 II (mie basah bakso pasar giwangan) positif mengandung borak sangat tiggi
Dari kedua sampel mie yang diteliti pada percobaan terlihat bahwa mie basah Mempunyai kandungan boraks rata-rata yang hampir sama. Tingginya kandungan borak pada mie basah ini sangat mengkhawatirkan bila dikonsumsi oleh masyarakat luas, karena efek racunnya yang sangat berbahaya.. walaupun jumlah masih dibawah ambang dosis fatal, namun bila dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama, dapat terakumulasi dalam jaringan tubuh. Dosis fatal boraks menurut hasil penelitian terdahulu, yaitu sebesar 1520 gram untuk orang dewasa dan 36 gram untuk anak-anak.
Data yang diperoleh pada percobaan ini memperlihatkan bahwa masih banyak produsen yang menambahkan boraks kedalama makanan mie yang diproduksinya dengan tujuan memperoleh keuntungan lebih banyak,tanpa memikirkan faktor keamanan konsumen. Oleh karena itu merupakan tanggung jawab pemerintah atau departemen kesehatan RI untuk menerbitkan pada produsen ini. Ironisnya konsumen tidak bisa membedakan mana mie yang mengandung boraks atau yang tidak mengandung boraks karena untuk itu diperlikan percobaan khusus dilaboratorium. Jadi seyogyanya departemen kesehatan melakukan pemantauan secara periodik terhadap makanan jenis mie yang beredar di pasaran,agar masyaraka terhindar dari bahaya yang dapat menimbulkan karena mengkonsumsi makanan yang mengandung boraks ini.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Boraks adalah bahan solder, bahan pembersih, pengawet kayu, antiseptik kayu, dan pembasmi serangga [seperti kecoa). Istilah lainnya adalah natrium biborat, natrium piroborat, atau natrium tetraborat. Berwarna putih dan sedikit larut dalam air.Bila terus dikonsumsi dalam waktu lama, boraks dapat mengakibatkan gangguan pada otak, hati, lemak, dan ginjal.
Dalam jumlah banyak, boraks menyebabkan demam, anuria[tidakterbentuknya urin), koma, merangsang sistem saraf pusat, menimbulkan depresi, apatis, sianosis, tekanan darah turun, kerusakan ginjal, pingsan, bahkan kematian. Ciri produk pangan yang mengandung boraks:
Bakso lebih kenyal, bila digigit akan kembali ke bentuk semula, tahan lama, warna lebih putih, bau terasa tidak alami, bila dilemparkan ke lantai akan memantul seperti bola bekel.
Gula merah sangat keras dan susah dibelah, terlihat butiran-butiran mengkilap di bagian dalam.
B. Saran
Diharapkan departemen kesehatan melakukan pemantauan secara periodic terhadap makanan jenis mie yang beredar di pasaran,agar masyaraka terhindar dari bahaya yang dapat menimbulkan karena mengkonsumsi makanan yang mengandung boraks ini.
Diharapkan konsumen harus bisa membedakan mana mie yang mengandung boraks atau yang tidak mengandung yiatu deanga cara melihat bentuk fisiknya.
DAFTAR PUSTAKA
Zulharmita, Lucyda H 1992. Studi Perolehan Kembali Boraks yang Ditam bahkan sebagai Aditif pada Makanan. Laporan Penelitian UniversitasAndalas, Padang.
Alm hdy A,Ahmad A. Toksisitas Boraks pada Mencit Hamil dan Fetusnya Laporan Peneitian FMIPA Unand 1992.
Sabtu, 10 Januari 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar