Perubahan Paradigma
Sejalan dengan era otonomi sekarang ini untuk pembangunan ketahanan pangan diperlukan suatu paradigma baru, hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa paradigma lama memiliki beberapa kelemahan antara lain :
(1) Terfokus pada aspek ketersediaan dan keterjangkauan, dengan sasaran utama swasembada beras pada tingkat harga murah
(2) Pemahaman pada stabilitas harga tidak memberikan insentif peningkatan produksi yang mamadai bagi petani produsen sehingga kontra produktif terhadap pencapaian ketahanan pangan
(3) Diabaikannya pemberdayaan untuk peningkatan pendapatan petani, sehingga timbulnya krisis pangan yang dipicu oleh lemahnya daya beli masyarakat
(4) Fokus yang dominan terhadap ketahanan pangan (beras) nasional dan diabaikannya aspek ketahanan pangan rumah tangga
(5) Dilema kebijaksanaan yaitu upaya peningkatan produksi disatu pihak, tapi sisi lain harga ditetapkan murah untuk melindungi masyarakat berpendapatan rendah
Dengan demikian peran pemerintah pada paradigma baru ini diharapkan dapat lebih terfokus pada :
(1) Menciptakan iklim yang mendukung berkembangnya usaha-usaha peningkatan kemampuan dalam penyediaan, distribusi dan konsumsi pangan.
(2) Membangun sistem ekonomi pangan yang jujur, adil dan bertanggung jawab.
(3) Merencanakan ketahanan pangan nasional/daerah melalui peningkatan efisiensi, efektivitas dan sinergi upaya mewujudkan ketahanan pangan.
(4) Melaksanakan pelayanan, konsultasi, dan advokasi, untuk perbaikan SDM agar memperlancar usaha masyarakat dalam membangun ketahanan pangan.
(5) Menjalankan pemerintahan dengan baik melalui penegakan hukum secara konsisten, pengelolaan kewenangan secara transparan, sifat dan pola bertanggung jawab, mengedepankan partisipasi masyarakat, dan mengembangkan sistem kontrol masyarakat.
Secara ringkas perubahan paradigma pemantapan ketahanan pangan dari beberapa pendekatan seperti tersaji pada Tabel 10.
Tabel 10. Perubahan Paradigma Pemantapan Ketahanan Pangan
No
Pendekatan
Paradigma Lama
Paradigma Baru
1
Desain kebijakan
Makro/agregat
Mikro/ rumah tangga
2
Manajemen pembangunan
Sentralistis
Desentralistis
3
Pelaku utama pembangunan
Dominasi peran pemerintah
Dominasi peran masyarakat
4
Fokus komoditas
Beras
Pangan keseleruhan
5
Peningkatan keterjangkuan
Penyediaan pangan murah
Peningkatan daya beli
6
Perubahan perilaku keluarga
Sadar kecukupan pangan
Sadar kecukupan gizi
Sumber : Suryana, A (2003)
Dalam kaitan paradigma baru sebagaimana terlihat pada Tabel 10, sistem ketahanan pangan tentu saja harus melibatkan beberapa komponen diantaranya yaitu:
(1) peran pemerintah (meliputi : kebijakan ekonomi makro, kebijakan perdagangan dalam negeri dan international, pelayanan/fasilitas fisik dan non fisik, intervensi/pengelolaan pasar terkendali, dan pemberdayaan masyarakat),
(2) peran masyarakat (meliputi : produksi pangan/pertanian, industri pengolahan pangan, perdagangan pangan, jasa pelayanan pangan, peningkatan kesadaran gizi dan pengembangan solidaritas sosial), dan
(3) input (meliputi :sumber daya alam yang meliputi lahan, air dan perairan, kelembagaan, budaya, teknologi.
Keterkaitan dari beberapa faktor/komponen yang berkaitan dengan sistem ketahanan pangan ini dapat dilihat secara sistematis pada Gambar 6. Terlihat bahwa output yang diharapkan dari adanya sistem ketahanan pangan paling tidak adalah dapat terpenuhinya hak azasi manusia yang paling hakiki yaitu terpenuhinya kebutuhan akan pangan, pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas, dan ketahanan pangan, ekonomi dan nasional.
Peran Masyarakat
Produksi pangan/pertanian
Industri pengelolaan pangan
Pedagang pangan
Jasa pelayanan pangan
Peningkatan kesadaran gizi
Pengembangan solidaritas sosial
SISTEM KETAHANAN PANGAN
Input :
SD alam (lahan, air, perairan)
Kelembagaan
Budaya
Teknologi
Gambar 6. Kerangka Sistem Ketahanan Pangan
Output :
Pemenuhan HAM
Pengembangan SDM berkualitas
Ketahanan Pangan, Ekonomi dan Nasional
Peran Pemerintah
Kebijakan ekonomi makro
Kebijakan perdagangan dalam negeri dan internasional
Pelayan / fasilitas fisik dan non fisik
Intervensi/pengelolaan pasar terkendali
Pemberdayaan masyarakat
Sabtu, 10 Januari 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar