PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sistem pertanian yang dikembangkan selama beberapa dekade yang mengandalkan masukan luar bahan kimia secara besar-besaran dianggap telah berhasil mengatasi kerawanan pangan, tetapi harus dibayar mahal dengan semakin meningkatnya kerusakan lingkungan. Kondisi tersebut menyebabkan ketergantungan petani terhadap pemakian pestisida kimia dalam usaha taninya.
Kerugian yang disebabkan hama terhadap tanaman relatif cukup besar, sebagai konskuensi penggunaan pestisida yang berlebihan menyebabkan timbulnya masalah lingkungan, termasuk ketahanan hama terhadap pestisida, resuergensi serangga dan organisme pengganggu tanaman (OPT).
Dalam pendekatan ekologi yang perlu diperhatikan adalah meningkatkan aktifitas musuh alami termasuk serangga yang lain maupun hewan seperti burung, fungi, bakteri dan virus. Keragaman merupakan prisip lingkungan yang dapat diterapkan dalam kerangka perlindungan tanaman. Usaha perlindungan tanaman secara alami hasilnya tidak dapat dibandingkan dengan penggunaan pestisida kimia, tetapi yang diperhatikan adalah manfaat komparatif dalam jangka panjang.
Secara simultan ternyata petani memperhatikan kondisi ekosistem dan lingkungan, dengan dikembangkan metode budidaya dan pengolahan yang dianggap berwawasan lingkungan dan berkelanjutan. Sistem usaha tani yang dikembangkan didasarkan atas interaksi tanah, tanaman, ternak, manusia, ekosistem dan lingkungan.
Tujuan Kegiatan
1. Memberikan tambahan informasi kepada petani mengenai engendalian hama sundep dalam budidaya tanaman padi sawah
2. Membantu atau memberikan solusi dari masalah yang dihadapi petani Di desa Sidoagung, Kecamatan Godean, Kabupaten Sleman
3. Menumbuhkan motivasi, kreativitas dan daya juang petani dalam hal pengendalian hama sundep.
Manfaat Kegiatan
4. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan petani dalam pengendalian hama sundep yang menyerang tanaman padi.
5. Petani mampu menerapkan teknologi pengendalian hama sundep secara terpadu.
6. Bagi pelaku usaha tani padi sebagai salah satu informasi dalam upaya mengatasi salah satu dari berbagai masalah/hambatan yang dihadapi.
Akar masalah
Prioritas Masalah
Kurangnya pengetahuan petani tentang pengendalian hama sundep.
LANDASAN TEORI
Sejarah singkat
Padi merupakan tanaman pangan berupa rumput berumpun. Tanaman pertanian kuno berasal dari dua benua yaitu Asia dan Afrika Barat tropis dan subtropis. Bukti sejarah memperlihatkan bahwa penanaman padi di Zhejiang (Cina) sudah dimulai pada 3.000 tahun SM. Fosil butir padi dan gabah ditemukan di Hastinapur Uttar Pradesh India sekitar 100-800 SM. Selain Cina dan India, beberapa wilayah asal padi adalah, Bangladesh Utara, Burma, Thailand, Laos, Vietnam.
Klasifikasi botani tanaman padi adalah sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Monotyledonae
Keluarga : Gramineae (Poaceae)
Genus : Oryza
Spesies : Oryza spp.
Syarat Tumbuh Padi
Tumbuh di daerah tropis/subtropis pada 45 derajat LU sampai 45 derajat LS dengan cuaca panas dan kelembaban tinggi dengan musim hujan 4 bulan. Tumbuh di daerah tropis/subtropis pada 45 derajat LU sampai 45 derajat LS dengan cuaca panas dan kelembaban tinggi dengan musim hujan 4 bulan. Di dataran rendah padi memerlukan ketinggian 0-650 m dpl dengan temperatur 22-27 derajat C sedangkan di dataran tinggi 650-1.500 m dpl dengan temperatur 19-23 derajat C. Tanaman padi memerlukan penyinaram matahari penuh tanpa naungan. Angin berpengaruh pada penyerbukan dan pembuahan tetapi jika terlalu kencang akan merobohkan tanaman. Keasaman tanah antara pH 4,0-7,0. Pada padi sawah, penggenangan akan mengubah pH tanam menjadi netral (7,0). Pada prinsipnya tanah berkapur dengan pH 8,1-8,2 tidak merusak tanaman padi. Karena mengalami penggenangan, tanah sawah memiliki lapisan reduksi yang tidak mengandung oksigen dan pH tanah sawah. biasanya mendekati netral. Untuk mendapatkan tanah sawah yang memenuhi syarat diperlukan pengolahan tanah yang khusus, (http//www.waritek bantul.com).
Hama Sundep
Hama padi, disebut hama padi apabila penyebabnya adalah organisme pengganggu tanaman (OPT). Ada kalanya setelah tanaman padi diserang OPT akan menyebabkan penyakit-peny akit lainnya.
Salah satu OPT yang menyrang tanaman padi dan dianggap berbahaya adalah hama sundep. Waktu bibit padi berumur 10 hari setelah disebar dipersemaian mulai dihinggapi kupu-kupu putih pada malam hari, terdapat disitu tumpukan telur yang ditinggalkan oleh kupu-kupu dewasa. Selain itu rumput dipematang dan tunggak, batang bambu yang berada didekat persemaian juga tak luput jadi sarang telurnya.
Untuk mencegah munculnya hama sundep, setiap pagi harus diambil telur yang ditinggalkan didaun-daun dan batang kayu / bambu lalu dibakar, jangan sampai menetas dipersemaian atau terbawa ke areal sawah.
Selama bibit belum dipindahkan, usaha ini harus dilakukan terus menerus. Sekitar sawah harus dibersihkan dari alang-alang dan semak sebab ditempat-tempat ini berlindung kupu-kupu sundep pada siang hari. Pada pagi hari kupu-kupu sundep tersebut jinak, sehingga pengendalian bisa dilakukan pada waktu sedang hinggap pada ujung daun padi, disamping juga mengambil telur-telur yang ditinggalkan, (E.L.T. Tat, 1980).
METODOLOGI
Waktu Dan Tempat
Kegiatan penelusuran informasi tentang hama sundep pada tanaman padi dilaksanakan pada:
Hari/tanggal : Senin 17 November 2008.
Tempat : Balai penelitian tanaman pangan hortikultura (BPTPH) Wonocatur, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta
Peserta Kegiatan
Penelusuran informasi tentang hama sundep pada tanaman padi diikuti oleh mahasiswa Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Magelang jurusan penyuluhan pertanian di Yogyakarta semester VII, kelompok IV dengan jumlah peserta enam orang.
Metode Pengambilan Data
Dalam penelusuran informasi tentang hama sundep pada tanaman padi yaitu dilaksanakan dengan wawan cara secara langsung pada ahli pengendalian hama sundep.
Materi
Dalam kegiatan penelusuran informasi mengenai pengendalian hama sundep pada tanaman padi yaitu:
1. Pengenalan hama sundep pada tanaman padi
2. Serangan hama sundep
3. Cara pengendalian hama sundep pada tanaman padi
HASIL KEGIATAN
Berdasarkan kegiatan penelusuran informasi hama sundep pada tanaman padi yang telah dilaksanakan dibalai penelitian tanaman pangan dan hortikultura (BPTPH) adalah sebagai berikut:
Materi Pokok
Penggerek batang padi merupakan salah satu hama utama yang menyebab-kan kerusakan dan kerugian hasil padi di Indonesia dan beberapa negara Asia. Kehilangan hasil akibat serangan hama ini berkisar antara 60-90% (Pathak dan Khan, 1994). Di Indonesia, luas serangan akibat hama tersebut sepuluh tahun terakhir mencapai puncaknya pada musim hujan tahun 1989/1990 di mana tercatat seluas 172.933 ha terserang dan 15.000 ha di antaranya puso (Damayanti et al., 1991).
Di antara 6 spesies hama penggerek batang padi di Indonesia, penggerek batang padi putih (Scirpophaga innotata Wlk.) dan penggerek batang padi kuning (S. incertulas Wlk.) merupakan spesies yang dominan. Hama penggerek batang, terutama jenis penggerek padi putih diketahui dapat berada terus menerus di pertanaman padi tanpa diapause (short cycle). Kemampuannya untuk berkembang biak tanpa diapause disebabkan oleh tersedianya makanan secara terus menerus akibat pola tanam yang tidak teratur, tersedianya singgang tanaman, dan mening-katnya intensitas tanam (Syam dan Hermanto, 1995). Pemakaian insektisida untuk pengendalian hama ini tidak berhasil, karena larva langsung masuk ke dalam batang padi segera setelah telur menetas dan terus berkembang melalui beberapa tahapan sampai menjadi pupa.
Varietas unggul yang tahan terhadap hama penggerek batang padi merupa-kan salah satu alternatif yang diperlukan untuk mengendalikan hama tersebut. Sampai saat ini belum berhasil ditemukan varietas yang benar-benar tahan terhadap hama tersebut (Syam dan Hermanto, 1995).
Cara pengendalian hama sundep/pengerek batang
1. Pengendalian hama dengan cara kimia
a) Pengendalian melalui akar
pengendalian ini dilakukan dengan cara memberikan zat kimia (furadan) melalui akar tanaman yang diberikan pada saat tanaman masih dalam persemaian. Hal ini untuk mencegah terserangnya hama tersebut.
b) Pengendalian melalui daun dan batang
Cukup melakukan penyemprotan dengan dosis dosis 150 ml/ha dengan volume semprot sekurang-kurangnya 300-400 liter perhektar atau kira-kira 20-27 tangki perhektar untuk tangki semprot ukuran 15 liter. Untuk mencapai hasil yang optimal volume semprot tidak boleh kurang dari 20 tangki perhektar karena walaupun pestisida (virtako) bekerja secara sistemik tetap saja diperlukan kemerataan penyemprotan pada tanaman padi untuk mendapatkan hasil yang memuaskan.
Penyemprotan dilakukan bila di lahan sawah mulai terlihat penerbangan ngengat atau klaper, begitu para petani di Jawa menyebutnya. Setelah itu, secara berturut-turut dilakukan penyemprotan lagi tiap 2 minggu sekali. Untuk kondisi serangan berat, penyemprotan perlu dilakukan sekurang-kurangnya tiap 10 hari sekali.
2. pengendalian secara alami
Dalam pengendalian secara alami yaitu menggunakan musuh alami.salah satu musuh alami yang bisa digunaan untuk mengendalikan hama sundep adalah Trikogama. Trikogama ini adalah jenis serangga kecil yang bentuknya seperti kumbang (tawon) atau sering disebut juga parasitoid.cara kerja parasitoid yaitu meletakan telurnya pada larva (penggerek batang padi),ketika telur kumbang sudah menetas akan memakan larva yang ditempeli telur tersebu.
3. pengandalian secara mekanis
Sebagai upaya pencegahan petani bisa mengumpulkan kelompok telur sundep untuk dimusnahkan. Untuk menghindari, petani juga diharapkan tidak membuat semaian di dekat lokasi yang terserang atau di dekat lampu jalan. Alasannya, kupu pembawa telur sundep biasanya menyenangi tempat terang.
Penggunaan tanaman transgenik di dalam pemuliaan tanaman padi memungkinkan untuk memasukkan gen-gen baru yang berasal dari sumber lain (heterologous source) seperti mikroba atau hewan (Koziel et al., 1996). Melalui rekayasa genetika, Balitbio telah berhasil mendapatkan tanaman putatif transgenic yang mengandung gen baru berasal dari Bacillus thuringiensis (Hanarida et al., 2000). Gen cryIA(b) yang diintroduksikan adalah gen pengkode Bt toksin yang efektif terhadap hama dari golongan Lepidoptera, sehingga dapat digunakan untuk mengendalikan hama penggerek batang (Wunn et al., 1996).
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari hasil penelusuran informasi pengendalian hama sundep pada tanman padi dapat disimpulkan sebagai berikut:
Saat musim puncak kupu-kupu maka serangan sundep akan naik karena kupu-kupu adalah pembawa telur penggerek batang yang efektif. Jika terbawa kupu-kupu dan terbang ke lahan lain, maka hama juga bisa pindah lokasi.
Sebagai upaya pencegahan petani bisa mengumpulkan kelompok telur sundep untuk dimusnahkan. Untuk menghindari, petani juga diharapkan tidak membuat semaian di dekat lokasi yang terserang atau di dekat lampu jalan. Alasannya, kupu pembawa telur sundep biasanya menyenangi tempat terang.
Saran
Dengan adanya kegiatan ini, ada beberapa saran yang perlu diperhatikan diantaranya sebagai berikut:
4. Perlu ditingkatkan pertemuan koordinasi antara instansi terkait (BPSB, BPTPH dll) dengan petani, agar petani bisa menyikapi kendala-kendala pada usahataninya.
5. Bagi petani diharapkan banyak-banyak menggalih teknologi baru di dinas-dinas terkait.
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL)
Lembar : A
PETUNJUK PELATIH
Judul : Cara Pengendalian Hama Sundep Pada Tanaman Padi
TIK : Agar setelah berlatih peserta trampil dalam melakukan pengendalian hama sundep pada tanaman padi.
Alat dan Bahan : Alat tulis, spidol, kertas koran, lembar evaluasi, peta singkap,.
Informasi Pokok : Cara pengendalihan hama sundep pada tanaman padi.
Informasi Penunjang : Tujuan pengendalian hama tanaman
Metode : Pelatihan
Waktu : 70 menit
No. Kegiatan Melatih Waktu (Menit) Alat Bantu / Bahan / Gambar
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7. Siapkan alat dan bahan
Menjelaskan TIK
Menjelaskan latar belakang Menjelaskan urutan kerja
Pembagian tugas dan penugasan
Diskusi dan evaluasi
Penutup 10
10
10
10
10
15
5 Alat bantu, bahan
Gambar, kertas koran, spidol
Kertas koran, spidol
Kertas koran, spidol
Elemen ketrampilan
Lembar evaluasi
Mengetahui,
Kepala
( ................................. ) Yogyakarta : Januari 2009
Dibuat oleh :
(Kelompok IV)
Lembar : B
TUGAS KERJA
Judul : Cara Pengendalian Hama Sundep Pada Tanaman Padi
TIK : Agar setelah berlatih peserta trampil dalam melakukan pengendalian hama sundep pada tanaman padi.
Alat dan Bahan : Alat tulis, spidol, kertas koran, lembar evaluasi, peta singkap.
Informasi Pokok : Cara pengendalihan hama sundep pada tanaman padi.
Informasi Penunjang : Tujuan pengendalian hama tanaman
Metode : Pelatihan
Waktu : 130 menit
No. Kegiatan (Urutan Kerja) Waktu (Menit) Keterangan / Gambar
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Menyiapkan alat dan bahan
Pengenalan tanaman padi
Pengenalan hama sundep
Kriteria tanama yang terserang hama sundep
Cara pengendalian hama sundep yang tepat
Pratek cara pengendalian
Diskusikan hasil praktek 10
20
20
30
15
15
20 Alat dan bahan
Peta singkap
Peta singkap
Peta singkap
Peta singkap
Lahan tanaman padi
Kertas koran, spidol
Mengetahui,
Kepala
( ................................. ) Yogyakarta, Januari 2009
Dibuat oleh :
(Kelompok IV)
Lembar : C
INFORMASI POKOK
Judul : Cara Pengendalian Hama Sundep Pada Tanaman Padi
Pengenalan hama sundep
Penggerek batang padi merupakan salah satu hama utama yang menyebab-kan kerusakan dan kerugian hasil padi di Indonesia dan beberapa negara Asia. Kehilangan hasil akibat serangan hama ini berkisar antara 60-90% (Pathak dan Khan, 1994). Di Indonesia, luas serangan akibat hama tersebut sepuluh tahun terakhir mencapai puncaknya pada musim hujan tahun 1989/1990 di mana tercatat seluas 172.933 ha terserang dan 15.000 ha di antaranya puso (Damayanti et al., 1991).
Di antara 6 spesies hama penggerek batang padi di Indonesia, penggerek batang padi putih (Scirpophaga innotata Wlk.) dan penggerek batang padi kuning (S. incertulas Wlk.) merupakan spesies yang dominan. Hama penggerek batang, terutama jenis penggerek padi putih diketahui dapat berada terus menerus di pertanaman padi tanpa diapause (short cycle). Kemampuannya untuk berkembang biak tanpa diapause disebabkan oleh tersedianya makanan secara terus menerus akibat pola tanam yang tidak teratur, tersedianya singgang tanaman, dan mening-katnya intensitas tanam (Syam dan Hermanto, 1995). Pemakaian insektisida untuk pengendalian hama ini tidak berhasil, karena larva langsung masuk ke dalam batang padi segera setelah telur menetas dan terus berkembang melalui beberapa tahapan sampai menjadi pupa.
Varietas unggul yang tahan terhadap hama penggerek batang padi merupa-kan salah satu alternatif yang diperlukan untuk mengendalikan hama tersebut. Sampai saat ini belum berhasil ditemukan varietas yang benar-benar tahan terhadap hama tersebut (Syam dan Hermanto, 1995).
Lembar : D
INFORMASI PENUNJANG
Judul : Cara Pengendalian Hama Sundep Pada Tanaman Padi
A. Cara Pengendalian Hama Sundep
1. Pengendalian hama dengan cara kimia
a) Pengendalian melalui akar
pengendalian ini dilakukan dengan cara memberikan zat kimia (furadan) melalui akar tanaman yang diberikan pada saat tanaman masih dalam persemaian. Hal ini untuk mencegah terserangnya hama tersebut.
b) Pengendalian melalui daun dan batang
Cukup melakukan penyemprotan dengan dosis dosis 150 ml/ha dengan volume semprot sekurang-kurangnya 300-400 liter perhektar atau kira-kira 20-27 tangki perhektar untuk tangki semprot ukuran 15 liter. Untuk mencapai hasil yang optimal volume semprot tidak boleh kurang dari 20 tangki perhektar karena walaupun pestisida (virtako) bekerja secara sistemik tetap saja diperlukan kemerataan penyemprotan pada tanaman padi untuk mendapatkan hasil yang memuaskan.
Penyemprotan dilakukan bila di lahan sawah mulai terlihat penerbangan ngengat atau klaper, begitu para petani di Jawa menyebutnya. Setelah itu, secara berturut-turut dilakukan penyemprotan lagi tiap 2 minggu sekali. Untuk kondisi serangan berat, penyemprotan perlu dilakukan sekurang-kurangnya tiap 10 hari sekali.
2. pengendalian secara alami
Dalam pengendalian secara alami yaitu menggunakan musuh alami.salah satu musuh alami yang bisa digunaan untuk mengendalikan hama sundep adalah Trikogama. Trikogama ini adalah jenis serangga kecil yang bentuknya seperti kumbang (tawon) atau sering disebut juga parasitoid.cara kerja parasitoid yaitu meletakan telurnya pada larva (penggerek batang padi),ketika telur kumbang sudah menetas akan memakan larva yang ditempeli telur tersebu.
3. pengandalian secara mekanis
Sebagai upaya pencegahan petani bisa mengumpulkan kelompok telur sundep untuk dimusnahkan. Untuk menghindari, petani juga diharapkan tidak membuat semaian di dekat lokasi yang terserang atau di dekat lampu jalan. Alasannya, kupu pembawa telur sundep biasanya menyenangi tempat terang.
Penggunaan tanaman transgenik di dalam pemuliaan tanaman padi memungkinkan untuk memasukkan gen-gen baru yang berasal dari sumber lain (heterologous source) seperti mikroba atau hewan (Koziel et al., 1996). Melalui rekayasa genetika, Balitbio telah berhasil mendapatkan tanaman putatif transgenic yang mengandung gen baru berasal dari Bacillus thuringiensis (Hanarida et al., 2000). Gen cryIA(b) yang diintroduksikan adalah gen pengkode Bt toksin yang efektif terhadap hama dari golongan Lepidoptera, sehingga dapat digunakan untuk mengendalikan hama penggerek batang (Wunn et al., 1996).
Lembar : E
EVALUASI PERFORMASI
Judul : Cara Pengendalian Hama Sundep Pada Tanaman Padi
No Nilai Penilai
A B C Peserta Pelatih X
1. Pengenalan hama sundep Ketepatan A. Larva
B. Musuh alami
C. Kupu-kupu
2. Kriteria serangan hama sundep
Ketepatan A. Dapat mengenal dengan baik dan tepat
B. Dapat mengenal tetapi tidak tepat
C. Tidak dapat mengenal
3. Cara pengendalian hama sundep Ketepatan A. Dapat melsakukan dengan baik
B. Dapat melakukan tetapi tidak tepat
C. Tidak dapat melakuakan
Keterangan :
A = Trampil
B = Cukup Trampil
C = Kurang Trampil Jumlah Nilai
A B C
Mengetahui,
Kepala
( ................................. ) Yogyakarta, Januari 2009
Dibuat oleh :
(Kelompok IV)
Lembar : F
EVALUASI AKHIR
Judul : Cara Pengendalian Hama Sundep Pada Tanaman Padi
1. Bagaimana mengenali hama sundep ?
2. Apa tujuan dilakukannya pengendalian hama sundep ?
3. Mengapa perlu dilakukan pengendalian ?
Mengetahui,
Kepala
( ................................. ) Yogyakarta , Januari 2009
Dibuat oleh :
(Kelompok IV)
DAFTAR PUSTAKA
Anonym, 2008. Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) III. Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian. STPP Yogyakarta.
Data primer, 2008. balai penelitian tanaman pangan dan hortikultura (BPTPH). Wonocatur, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta.
E.L.T. Tat, 1980. Pemberantasan Hama Dan Penyakit Padi. Yayasan Social Tani Membangun. Jakarta.
http//www.waritek bantul.com.
Sabtu, 10 Januari 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar