Sabtu, 10 Januari 2009

Dimensi Pelaksanaan Pembangunan

Dimensi Pelaksanaan Pembangunan

Keinginan setiap individu dan keinginan berbagai golongan masyarakat berbeda-beda, karena itu tujuan yang ingin mereka capai dalam pelaksanaan pembangunan juga berbeda-beda. Kenyataan ini memberikan dimensi bagi pelaksanaan pembangunan tersebut. Dimensi yang dimaksudkan adalah bagian-bagian atau aspek-aspek yang menjadi fokus perhatian dalam pelaksanaan pembangunan. Dimensi pembangunan ini bisa berupa:

(1) aspek,

(2) wilayah atau region,

(3) sektor atau kelompok industri atau aktivitas pembangunan masyarakat, dan

(4) jenis problema yang menjadi titik sasaran dan ingin dipecahkan dengan pelaksanaan pembangunan.

Dimensi pembangunan dilihat berdasarkan aspek yang menjadi titik sasarannya, dapat dibedakan atas dimensi ekonomi dan non ekonomi. Umumnya dimensi ekonomi adalah dimensi pembangunan yang titik fokusnya adalah perbaikan kondisi ekonomi dari sasaran pembangunan tersebut, seperti misalnya pendapatan (baik besarnya maupun distribusinya), jumlah tabungan, akumulasi modal, perubahan kualitas dan kuantitas sumberdaya, perkembangan aset yang dimiliki dan sejenisnya. Sedangkan dimensi non ekonomi adalah dimensi pembangunan yang titik beratnya perbaikan kondisi non ekonomi seperti pendidikan, kesehatan, lingkungan, peluang dan kesempatan berusaha, keadilan dan hukum dan sejenisnya.

Dimensi pembangunan juga dapat dilihat berdasarkan wilayah atau regionnya. Berdasarkan hal ini kita kemudian mengenal ada aktifitas-aktifitas pembangunan pedesaan dan pembangunan perkotaan. Sesuai dengan namanya, aktifitas pembangunan pedesaan adalah upaya-upaya pembangunan untuk memperbaiki kondisi wilayah pedesaan. Perbaikan kondisi wilayah pedesaan ini dapat dilakukan secara langsung di lokasi pedesaan yang bersangkutan, namun ada juga aktifitas-aktifitas pembangunan pedesaan yang tidak dilakukan langsung di lokasi pedesaan, melainkan di tempat atau wilayah lain. Meskipun demikian dampak dari aktifitas pembangunan ini cukup besar dan signifikan bagi pembangunan pedesaan tersebut.

Sebagai contoh dapat dikemukakan upaya perbaikan sistem pemasaran suatu produk pertanian. Aktifitas pembuatan kebijakan, rapat dan pertemuan pihak-pihak yang terkait, diskusi, seminar dan kegiatan lain yang sejenisnya, mungkin tidak dilakukan di pedesaan yang bersangkutan, tetapi di suatu wilayah perkotaan, namun demikian rangkaian aktifitas tersebut masih digolongkan sebagai aktifitas pembangunan berdimensi pedesaan. Hal yang sama juga berlaku untuk dimensi pembangunan perkotaan, yaitu upaya-upaya untuk memperbaiki kondisi wilayah perkotaan, baik upaya atau aktifitas tersebut dilakukan di wilayah perkotaan yang bersangkutan maupun dilakukan di tempat lain misalnya di wilayah pedesaan, misalnya pembangunan bendungan untuk menyediakan listrik bagi wilayah perkotaan. Mungkin saja lokasi sungai yang dibendung berada cukup jauh dari suatu wilayah perkotaan, namun di perkotaan tersebut dibangun jaringan listrik yang dibangkitkan dengan memanfaatkan fasilitas bendungan ini.

Aktifitas pembangunan di masyarakat sangatlah luas dan beragam, sehingga dalam pencatatan dan pendataan aktifitas-aktifitas tersebut lazimnya dikelompokkan atas beberapa kelompok industri atau sektor. Sebenarnya sebutan sektor lebih tepat, karena umunya yang dimaksudkan dengan kelompok industri atau sektor ini mencakup juga aktifitas-sktifitas non industri, seperti perdagangan dan jasa, serta pertanian dalam arti luas dan pertambangan. Sektor-sektor dalam suatu perekonomian ini merupakan dimensi yang lain dari upaya pembangunan. Tergantung pada seberapa rinci atau mendetailnya penggolongan sektoral ini, maka dimensi pembangunanpun kan mengikuti pula. Sehingga berdasarkan penggolongan ini kita kemudian mengenal misalnya dimensi pertanian dalam arti luas, dimensi banguna, dimensi berbagai jenis industri, dimensi jasa-jasa termasuk jasa keuangan dan seterusnya.

Dimensi pembangunan berdasarkan jenis problematik yang ingin diselesaikan meliputi:

(1) pertumbuhan atau perbaikan keadaan dan

(2) pemerataan.

Kalau aktifitas pembangunan diumpamakan sebagai sebuah kue, maka dimensi pertumbuhan memiliki orientasi ke arah pembesaran kue tersebut dahulu, sementara dimensi pemerataan merefleksikan seberapa jauh kue pembangunan ini telah didistribusikan di antara kelompok masyarakat sebagai bagian dari suatu sistem perekonomian atau unit pelaksanaan aktifitas pembangunan tersebut. Terlepas dari adanya polemik yang terus berkembang tentang trade off antara pertumbuhan dan pemerataan ini, kita dapat melihat bahwa pembangunan dan aktifitas-aktifitas di dalamnya akan sangat berbeda bila kita melihatnya berdasarkan dimensi pertumbuhan atau dimensi pemerataan. Secara makro, aktifitas pembangunan dalam dimensi pertumbuhan akan lebih terfokus pada upaya peningkatan produktivitas berbagai sumberdaya pembangunan. Sebaliknya aktifitas pembangunan dalam dimensi pemerataan akan lebih memforkuskan diri pada upaya-upya redistribusi income dan nilai tambah di antara berbagai golongan masyarakat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar